Kerusakan hutan dapat terjadi oleh adanya aktivitas
berbagai serangga yang hidup di dalamnya dengan memamfaatkan tanaman hutan
sebagai tempat berkembang dan sumber makanan. Kerusakan oleh serangga hama
dapat terjadi pada semua tumbuhan penyusun hutan, pada semua tingkat
pertumbuhan dan organ tumbuhan (akar, batang, daun, buah, dan biji). Besarnya
keruskan yang terjadi ditentukan oleh banyak faktor termasuk jumlah serangga
hama, cara serangga merusak, bagian tanaman dan tingkat pertumbuhan tanaman
serta luas bagian huatn yang dirusak.
Serangga merupakan kelompok hama paling berat yang
menyebabkan kerusakan hutan. Hama tanaman hutan pada umumnya baru menimbulkan
kerugian bila berada pada tingkat populasi yang tinggi. Perkembangan populasi
hama hingga mencapai tingkat yang tinggi ditentukan oleh potensi reproduksi,
kemampuan mempertahankan diri, dan daya tahannya terhadapa kondisi lingkungan
hidupnya.
Pengendalian serangga hama hutan sendiri bertujuan untuk
mencegah atau mengurangi kerusakan yang terjadi pada tanaman hutan atau hasil
hutan. Tujuan pengendalian dapat dicapai melalui pengaturan polpulasi serangga
hama pada umumnya menggunakan pendekatan teknik silvikutur. Kerusakan hutan
dapat terjadi oleh adanya aktivitas berbagai serangga yang hidup di dalamnya
dengan memamfaatkan tanaman hutan sebagai tempat berkembang dan sumber makanan.
Untuk
melakukan pengamatan terhadap serangga hama kita perlu membuat koleksi
serangga. Koleksi serangga ada 2 macam, yaitu koleksi kering dan koleksi basah.
Koleksi kering adalah koleksi yang dibuat dengan cara mematikan serangga dengan
cairan pengawet (formalin atau
alkohol) dan kemudian dikeringkan. Koleksi basah adalah koleksi yang dibuat
dengan cara mematikan serangga dengan cairan pengawet (formalin) dan tetap ditaruh dalam botol yang berisi cairan pengawet
tersebut.
Cara Mengoleksi Serangga
1.
Menangkap serangga dengan menggunakan jala yang diayunkan
kearah serangga. Pada waktu menangkap, jangan lupa mencatat tanggal penangkpan,
lokasi dan tinggi tempat, nama serangga yang ditangkap terdapat pada apa, yang
dicatat pada label semenara.
2.
Mengawetkan serangga kecil (lalat, kutu, semut, rayap),
dimasukkan kedalam alkohol. Untuk serangga yang besar (tawon, belalang, dll)
dimasukkan kedalam botol pembunuh kupu-kupu
(butterfly) dimatikan dengan memberi insektisida (minyak tanah) pada
alat mulutnya.
3.
Memasang serangga yang sudah diawetkan diatas turfblok dengan
pertolongan jarum atau memasang serangga bersayap pada spanblok dengan tujuan
agar kedudukan serangga menjadi seperti dalam kehidupan alaminya dan supaya
tidak rusak. Serangga yang tubuhnya berukuran kecil, diopset dengan cara
staging atau carding. Perhatikan penusukan jarum untik serangga yang diopset.
4.
Mendeterminasi serangga dengan menggunakan kunci determinasi.
5.
Memberikan kertas nama pengamat dan nama-nama serangga.
https://support.google.com/blogger/answer/6253244?visit_id=1-636657499987527082-1463282861&p=eu_cookies_notice&hl=id&rd=1
Komentar
Posting Komentar